TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Serangan kumbang tomcat alias rove beetle semakin meluas. Setelah menyerbu Apartemen Pakuwon City dan mengganggu pelajar SD Al- Muttaqien Jl Memet S Kenjeran, serangga ini, Senin (19/3/2012), sudah merambah 14 lokasi di 9 kecamatan di Surabaya.
Kasi Pertanian Dinas Pertanian (Distan) Surabaya, Bagas Swadaya Aji menjelaskan, tomcat banyak berkeliaran di pemukiman penduduk dekat sawah. ”Sampai Minggu (18/3/2012), ada 14 lokasi yang dirambah serangga ini,” ujarnya, Senin (19/3/2012).
Serangga ini menyerang secara sporadis. Lokasi yang diserang antara lain, Apartemen Pakuwon City, SD Al-Muttaqien, Jl Plemahan Besar, Jl Dukuh Kupang 10, Jl Simorejo Timur, Asrama Mahasiswa Unair Kampus C Mulyorejo, hingga Jl Manyar Indah.
Yang paling banyak diserang adalah kawasan Kecamatan Mulyorejo (ada lima lokasi), Kecamatan Sukolilo (dua lokasi), Tegalsari, Sawahan, Jambangan, Rungkut, Bulak, Sukomanunggal, dan Gunung Anyar. ”Kami sudah menjadwalkan penyemprotan pestisida nabati ke lokasi-lokasi itu,” tandasnya.
Untuk pestisida nabati, pihaknya menggunakan formulasi daun mimba (Azadirachta indica juss) yang dicampur dengan daun serai dan jahe dengan perbandingan 1:1:1 lalu diblender. Setelah itu lalu dicampur dengan 10 liter air. Setelah didiamkan selama dua hari, air perasan itu dipakai sebagai pestisida nabati.
Penyemprotan dengan pestisida nabati itu dilakukan agar tak meracuni warga. ”Penyemprotan ini cukup efektif untuk membasmi tomcat,” paparnya.
Menurut Bagas, tomcat banyak keluar pada malam hari. Ia akan memburu cahaya. Karenanya, warga di kawasan yang diserang sebaiknya mematikan lampu teras. Sprei atau pakaian yang ditempeli serangga ini harus dicuci. “Serangga ini tak menyengat atau menggigit. Dia cukup mengeluarkan cairan beracun dari tubuhnya dan itu yang berbahaya,” katanya.
Informasi Tambahan :
Muncul pertama  kali pada Selasa (13/3) pagi kemarin, Tomcat sudah memakan beberapa  korban. Korban yang diserang Tomcat mengalami luka bentol, bengkak, dan  luka merah yang bernanah bening. Pertama terkena serangan Tomcat, terasa  panas dan seperti dibakar api.
Binatangnya kayak kalajengking  tp kecil panjang warna merah belang hitam.. Kalo digigit jadinya kayak  herpes merah dan tengahnya bernanah diameter 2cm dan terus membesar bila  tidak di tanggulangi.
Surabaya sdg diserang binatang ini.  Korbannya sdh ratusan. Bukan hanya menyerang mereka yang tinggal di  perumahan, tapi yang di apartemen jg kena.
Tambahan info luka  atau bisul  karena gigitan Tomcat jangan digaruk karena ia mengandung  toxin dan jika bisul pecah malah akan menyebabkan virusnya tersebar.
Bahkan di Tanggerang dilaporkan sudah ada korban yang digigit saat  sedang tidur. Obatnya sesuai info diatas (untuk mengurangi infeksinya).
Kutipan dari temen yang sepupunya kena gigitan Tomcat:
Sepupuku pulang dari Surabaya kena....kayak lingkaran merah di  perut....sejenis herpes sakit banget sampai dirawat di RSPI....katanya  nama lainnya cacar Ular.
Badan Pemeliharaan Lingkungan (BPL) Apartemen Pakuwon City memberikan  pernyataan lain. Yakni Tomcat sudah muncul sejak dua minggu lalu. Meski  sudah dilakukan penanganan seperti penyemprotan (fogging), Tomcat masih  saja muncul kembali.
Cairan dari Tomcat yang mengandung racun  inilah yang menyebabkan kulit menjadi seperti kena cacar air. Jika sudah  terlanjur terkena racunnya, jangan digaruk ataupun dipencet dan segera  pergi ke dokter.
Sekilas mengenai Tomcat
Tomcat tidak  mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis  bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat  juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti  baju, handuk, atau benda-benda lainnya.
Dalam tubuh Tomcat,  terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra  sekalipun! Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai aederin.
Baca juga penyebab dari serangan Tomcat di Surabaya: http://gugling.com/2012/