Golf carts are so slow and boring. What to do? How about a skateboard for golfers?
Yuk Belajar Binary Code !!!
MEMBACA BINARY CODE
1. Pengenalan
Ketika kita melihat sistem biner maka yang kita temukan hanyalah sekumpulan digit yang hanya tersusun dari angka 0 dan 1 dan tampak acak sehingga sangat sulit bagi kita untuk bisa memahami apa sebenarnya yang direprsentasikan oleh digit-digit tersebut, seperti:
010010101010101001101011
Tetapi pada dasarnya sekumpulun 0 dan 1 ini bisa direpresentasikan dengan angka desimal dan pertama-tama tentu kita mencoba membaca desimal yang terwakili di dalam sekumpulan 0 dan 1 tersebut. Dan dari angka desimal kemudian bisa diterjemahkan ke dalam teks. Memang komputer sendiri tidak menggunakan sistem desimal ini ketika teks-teks di dalam komputer terkonversi menjadi sistem biner. Jadi cara baca kita ini bukan proses yang dilalui oleh komputer.
2. Sistem Biner
Pertama-tama dalam membaca biner kita layaknya sedang berhadapan dengan bahasa Arab atau Hebrew di mana kita harus membacanya dari kiri ke kanan. Dan sekumpulan angka 0 dan 1 itu biasanya (biasanya apa pasti begitu ya hehehe bukan orang komputer nih, tapi nampaknya kalau melihat 8 bit sih ya memang dibagi ke dalam per 8 digit?) dibagi ke dalam 8 digit maksimal dan setiap digit secara berurutan merepresentasikan nilai value kali 2 selamanya. Jadi nilai-nilai tersebut dimulai dari kanan adalah sebagai berikut:
- Digit pertama adalah bernilai 1
- Digit kedua adalah bernilai 2 yaitu 1 x 2
- Digit ketiga adalah bernilai 4 yaitu 2 x 2
- Digit keempat adalah bernilai 8 yaitu 4 x 2
- Digit kelima adalah bernilai 16 yaitu 8 x 2
- Digit keenam adalah bernilai 32 yaitu 16 x 2
- Digit ketujuh adalah bernilai 64 yaitu 32 x 2, dan
- Digit kedelapan adalah bernilai 128 yaitu 64 x 2 (dan seterusnya dengan kelipatan kali 2 dari digit sebelumnya)
Kemudian, angka 0 dan dan 1 merupakan perwakilan dari salah dan benar (False or True) atau dengan kata lain adalah (yes or no) sehingga ketika digit pertama dipresentasikan dengan angka 1 maka nilai 1 adalah benar dan begitu seterusnya. Dalam contoh akan menjadi lebih jelas sebagai berikut:
10101 adalah sekumpulan sistem biner yang terdiri dari 5 digit di mana digit pertama adalah benar, digit kedua adalah salah, digit ketiga adalah benar, digit keempat adalah salah, dan digit kelima adalah benar. Maka terjemahan sekumpulan biner ini dalam desimal adalah 21. Atau dengan kata lain, ketika anda menginginkan desimal bernilai satu maka dalam biner anda menuliskannya dengan 0 1 dan kalau anda menginginkan nilai 2 maka dalam biner dituliskan dengan 1 0. Misalkan anda ingin merepresantasikan 8 dalam bentuk biner maka anda menuliskan 0 untuk digit pertama karena anda tidak meninginkan nilai 1, menuliskan 0 untuk digit kedua karena begitu juga, dan seperti itu juga pada digit ketiga karena anda tidak menginginkan nilai 4, tapi anda menuliskan 1 pada digit keempat karena digit empat bernilai 8 sehingga akan menjadi 1 0 0 0.
Hal yang terpenting juga, semua digit 0 dari kiri ke kanan tidak terlalu penting karena 1000 akan bernilai sama dengan 0001000. Akan lebih jelas dalam bentuk sebagai berikut:
Pertanyaan, sekumpulan biner ini merepresentasikan apa dalam desimal?
a) 100
b) 000100
c) 100000
d) 0010
Jawabannya:
a) 4
b) 4
c) 32
d) 2
Apabila kita sudah mengerti jawaban di atas maka pada dasarnya kita sudah mengerti sistem dasar biner. Kemudian apabila kita paham dengan nilai yang selalu kelipatan 2 ini maka bagaimana kita merepresentasikan nilai desimal yang ganjil di mana tidak bisa dikali 2. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka dalam biner kita tambahkan dengan nilai yang diwakili oleh digit itu sendiri. Misalnya kita menginginkan nilai 3 maka dalam biner dipresentasikan dengan benar pada digit pertama dan benar pada digit kedua maka tertulis dalam biner dengan 1 1, maka nilai 1 pada digit pertama ditambahkan dengan nilai 2 pada digit kedua = 3. Ini adalah total nilai dalam sekumpulan biner dan begitulah cara merepresantasikanya dalam biner
Dalam contoh lain, kita ingin merepresentasikan nilai 5 dalam binary maka kita membutuhkan untuk menambahkan nilai digit pertama dengan digit ketiga. Nilai 5 tertulis dalam biner dengan 101 dan kita membacanya sebagai berikut:
- 101 kita baca dari kanan adalah 1 (satu) + 0 (dua) + 1 (empat) = 5. Dalam contoh lain:
- 001011 kita baca dari kanan adalah 1 (satu) + 1 (dua) + 0 (empat) + 1 (delapan) + 0 (enambelas) + 0 (tiga puluh dua) = 11. Jadi yang kita jumblah adalah nilai dalam kurung apabila bernilai 1 pada binernya.
Pertanyaan, berapa nilai desimal dari rangkaian biner berikut:
a) 11011
b) 110
c) 010101
d) 10110
Jawabannya:
a) 27
b) 6
c) 21
d) 22
Apabila kita sudah mengerti ini maka pada dasarnya kita sudan mengerti sistem biner. Memahaminya memang susah, tetapi menjadi mudah dengan begini kan? Sekarang bagaimana makna biner tersebut dalam teks.
3. Membaca biner ke dalam teks (ASCII)
ASCII pada dasarnya adalah hurup-hurup, angka-angka, dan simbol-simbol (hurup simbol) yang tampak dalam komputer kita yang sudah terwakilkan dalam bentuk font sehingga sudah kita baca dalam bahasa manusia. Hal itu bisa kita pahami bahwa setiap kali kita mengetikkan suatu hurup dari keyboard maka itu kemudian dikonversi dalam code yang sesuai dan tepat, apa saja tut yang kita tekan baik berupa angka atau hurup.
Sebagai contoh, dalam sebuah binary yang panjang kita tuliskan sebagai berikut:
0100100001100101011011000110110001101111
Dari sekian banyak sekumpulan kode biner ini terwakili beberapa hurup dan angka untuk code ASCII. Dan dengan delapan digit saja sudah lebih dari cukup untuk mempresentasikan sekian hurup dan angka dan sebagaimana pada dasarnya kode-kode biner dipisahkan dalam 8 digit di mana itu merupakan presentasi 8 bits setiap hurup. Maka code di atas kita baca seperti ini:
01001000 - 01100101 - 01101100 - 01101100 - 01101111
Setelah itu kita mencoba membaca nilai desimal dari setiap 8 digit ini dengan mengkalkulasikan setiap nilai dari digit yang mewakilinya, sebagai berikut:
01001000 = 72
01100101 = 101
01101100 = 108
01101100 = 108
01101111 = 111
Kalau dalam membaca nilai setiap digit yang diwakili code biner tersebut dari sebelah kanan, maka membaca nilai ASCII tetap dilakukan dari kiri sehingga code biner dalam contoh di atas adalah 72, 101, 108, 108, 111. Sekarang hurup apa saja yang diwakili oleh angka-angka ini dalam code ASCII, baik hurup, angka atau hurup simbol? Tentu kita harus melihat table code ASCII. Akan tetapi dengan komputer bisa dilakukan dengan mudah, yaitu dengan menekan tombol ALT + [Angka tersebut]. Dari contoh di atas, satu persatu kita tekan ALT + 72 dan seterusnya maka hasil yang kita dapatkan adalah:
72 = H
101 = e
108 = l
108 = l
111 = o
Maka code biner dalam contoh kita tersebut bisa dibaca dengan bahasa manusia yang ternyata adalah Hello.
Pertanyaan, bacalah code ini dalam teks?
01000011011011110110111001100111
01110010011000010111010001110101
01101100011000010111010001101001
01101111011011100111001100100001
Tentu saja langkah pertama adalah dengan membaginya dalam delapan digit yakni 8 bit, seperti sebagai berikut:
01000011 - 01101111 - 01101110 - 01100111 - 01110010 - 01100001 - 01110100 - 01110101 - 01101100 - 01100001 01110100 - 01101001 - 01101111 - 01101110 - 01110011 - 00100001
Silahken dicari sendiri jawabannya, jangan nyontek ya...oiya, tanda - sengaja ane tambahkan untuk mempermudah pembagian aja gan
1. Pengenalan
Ketika kita melihat sistem biner maka yang kita temukan hanyalah sekumpulan digit yang hanya tersusun dari angka 0 dan 1 dan tampak acak sehingga sangat sulit bagi kita untuk bisa memahami apa sebenarnya yang direprsentasikan oleh digit-digit tersebut, seperti:
010010101010101001101011
Tetapi pada dasarnya sekumpulun 0 dan 1 ini bisa direpresentasikan dengan angka desimal dan pertama-tama tentu kita mencoba membaca desimal yang terwakili di dalam sekumpulan 0 dan 1 tersebut. Dan dari angka desimal kemudian bisa diterjemahkan ke dalam teks. Memang komputer sendiri tidak menggunakan sistem desimal ini ketika teks-teks di dalam komputer terkonversi menjadi sistem biner. Jadi cara baca kita ini bukan proses yang dilalui oleh komputer.
2. Sistem Biner
Pertama-tama dalam membaca biner kita layaknya sedang berhadapan dengan bahasa Arab atau Hebrew di mana kita harus membacanya dari kiri ke kanan. Dan sekumpulan angka 0 dan 1 itu biasanya (biasanya apa pasti begitu ya hehehe bukan orang komputer nih, tapi nampaknya kalau melihat 8 bit sih ya memang dibagi ke dalam per 8 digit?) dibagi ke dalam 8 digit maksimal dan setiap digit secara berurutan merepresentasikan nilai value kali 2 selamanya. Jadi nilai-nilai tersebut dimulai dari kanan adalah sebagai berikut:
- Digit pertama adalah bernilai 1
- Digit kedua adalah bernilai 2 yaitu 1 x 2
- Digit ketiga adalah bernilai 4 yaitu 2 x 2
- Digit keempat adalah bernilai 8 yaitu 4 x 2
- Digit kelima adalah bernilai 16 yaitu 8 x 2
- Digit keenam adalah bernilai 32 yaitu 16 x 2
- Digit ketujuh adalah bernilai 64 yaitu 32 x 2, dan
- Digit kedelapan adalah bernilai 128 yaitu 64 x 2 (dan seterusnya dengan kelipatan kali 2 dari digit sebelumnya)
Kemudian, angka 0 dan dan 1 merupakan perwakilan dari salah dan benar (False or True) atau dengan kata lain adalah (yes or no) sehingga ketika digit pertama dipresentasikan dengan angka 1 maka nilai 1 adalah benar dan begitu seterusnya. Dalam contoh akan menjadi lebih jelas sebagai berikut:
10101 adalah sekumpulan sistem biner yang terdiri dari 5 digit di mana digit pertama adalah benar, digit kedua adalah salah, digit ketiga adalah benar, digit keempat adalah salah, dan digit kelima adalah benar. Maka terjemahan sekumpulan biner ini dalam desimal adalah 21. Atau dengan kata lain, ketika anda menginginkan desimal bernilai satu maka dalam biner anda menuliskannya dengan 0 1 dan kalau anda menginginkan nilai 2 maka dalam biner dituliskan dengan 1 0. Misalkan anda ingin merepresantasikan 8 dalam bentuk biner maka anda menuliskan 0 untuk digit pertama karena anda tidak meninginkan nilai 1, menuliskan 0 untuk digit kedua karena begitu juga, dan seperti itu juga pada digit ketiga karena anda tidak menginginkan nilai 4, tapi anda menuliskan 1 pada digit keempat karena digit empat bernilai 8 sehingga akan menjadi 1 0 0 0.
Hal yang terpenting juga, semua digit 0 dari kiri ke kanan tidak terlalu penting karena 1000 akan bernilai sama dengan 0001000. Akan lebih jelas dalam bentuk sebagai berikut:
Pertanyaan, sekumpulan biner ini merepresentasikan apa dalam desimal?
a) 100
b) 000100
c) 100000
d) 0010
Jawabannya:
a) 4
b) 4
c) 32
d) 2
Apabila kita sudah mengerti jawaban di atas maka pada dasarnya kita sudah mengerti sistem dasar biner. Kemudian apabila kita paham dengan nilai yang selalu kelipatan 2 ini maka bagaimana kita merepresentasikan nilai desimal yang ganjil di mana tidak bisa dikali 2. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka dalam biner kita tambahkan dengan nilai yang diwakili oleh digit itu sendiri. Misalnya kita menginginkan nilai 3 maka dalam biner dipresentasikan dengan benar pada digit pertama dan benar pada digit kedua maka tertulis dalam biner dengan 1 1, maka nilai 1 pada digit pertama ditambahkan dengan nilai 2 pada digit kedua = 3. Ini adalah total nilai dalam sekumpulan biner dan begitulah cara merepresantasikanya dalam biner
Dalam contoh lain, kita ingin merepresentasikan nilai 5 dalam binary maka kita membutuhkan untuk menambahkan nilai digit pertama dengan digit ketiga. Nilai 5 tertulis dalam biner dengan 101 dan kita membacanya sebagai berikut:
- 101 kita baca dari kanan adalah 1 (satu) + 0 (dua) + 1 (empat) = 5. Dalam contoh lain:
- 001011 kita baca dari kanan adalah 1 (satu) + 1 (dua) + 0 (empat) + 1 (delapan) + 0 (enambelas) + 0 (tiga puluh dua) = 11. Jadi yang kita jumblah adalah nilai dalam kurung apabila bernilai 1 pada binernya.
Pertanyaan, berapa nilai desimal dari rangkaian biner berikut:
a) 11011
b) 110
c) 010101
d) 10110
Jawabannya:
a) 27
b) 6
c) 21
d) 22
Apabila kita sudah mengerti ini maka pada dasarnya kita sudan mengerti sistem biner. Memahaminya memang susah, tetapi menjadi mudah dengan begini kan? Sekarang bagaimana makna biner tersebut dalam teks.
3. Membaca biner ke dalam teks (ASCII)
ASCII pada dasarnya adalah hurup-hurup, angka-angka, dan simbol-simbol (hurup simbol) yang tampak dalam komputer kita yang sudah terwakilkan dalam bentuk font sehingga sudah kita baca dalam bahasa manusia. Hal itu bisa kita pahami bahwa setiap kali kita mengetikkan suatu hurup dari keyboard maka itu kemudian dikonversi dalam code yang sesuai dan tepat, apa saja tut yang kita tekan baik berupa angka atau hurup.
Sebagai contoh, dalam sebuah binary yang panjang kita tuliskan sebagai berikut:
0100100001100101011011000110110001101111
Dari sekian banyak sekumpulan kode biner ini terwakili beberapa hurup dan angka untuk code ASCII. Dan dengan delapan digit saja sudah lebih dari cukup untuk mempresentasikan sekian hurup dan angka dan sebagaimana pada dasarnya kode-kode biner dipisahkan dalam 8 digit di mana itu merupakan presentasi 8 bits setiap hurup. Maka code di atas kita baca seperti ini:
01001000 - 01100101 - 01101100 - 01101100 - 01101111
Setelah itu kita mencoba membaca nilai desimal dari setiap 8 digit ini dengan mengkalkulasikan setiap nilai dari digit yang mewakilinya, sebagai berikut:
01001000 = 72
01100101 = 101
01101100 = 108
01101100 = 108
01101111 = 111
Kalau dalam membaca nilai setiap digit yang diwakili code biner tersebut dari sebelah kanan, maka membaca nilai ASCII tetap dilakukan dari kiri sehingga code biner dalam contoh di atas adalah 72, 101, 108, 108, 111. Sekarang hurup apa saja yang diwakili oleh angka-angka ini dalam code ASCII, baik hurup, angka atau hurup simbol? Tentu kita harus melihat table code ASCII. Akan tetapi dengan komputer bisa dilakukan dengan mudah, yaitu dengan menekan tombol ALT + [Angka tersebut]. Dari contoh di atas, satu persatu kita tekan ALT + 72 dan seterusnya maka hasil yang kita dapatkan adalah:
72 = H
101 = e
108 = l
108 = l
111 = o
Maka code biner dalam contoh kita tersebut bisa dibaca dengan bahasa manusia yang ternyata adalah Hello.
Pertanyaan, bacalah code ini dalam teks?
01000011011011110110111001100111
01110010011000010111010001110101
01101100011000010111010001101001
01101111011011100111001100100001
Tentu saja langkah pertama adalah dengan membaginya dalam delapan digit yakni 8 bit, seperti sebagai berikut:
01000011 - 01101111 - 01101110 - 01100111 - 01110010 - 01100001 - 01110100 - 01110101 - 01101100 - 01100001 01110100 - 01101001 - 01101111 - 01101110 - 01110011 - 00100001
Silahken dicari sendiri jawabannya, jangan nyontek ya...oiya, tanda - sengaja ane tambahkan untuk mempermudah pembagian aja gan
http://www.kaskus.co.id/thread/521632918227cf8618000003
Ponsel Lipat Terbaru Samsung Terungkap, Dikenal Sebagai Samsung Hennessy
Samsung Hub menampilkan sebuah gambar ponsel Android yang dikatakan ponsel terbaru yang dapat dilipat dari Samsung yang memiliki dua layar yang sebelum ini dikenal sebagai Galaxy Folder. Dikenal sekarang dengan nama Samsung Hennessy (SCH-W789), ponsel tersebut yang dikatakan adalah kategori pertengahan turut dilaporkan sedikit spesifikasinya oleh situs web Sammobile.
Telepon tersebut yang dikatakan didukung dengan prosesor empat inti dan dengan Jelly Bean 4.1.2 juga memiliki dukungan 2 kartu sim. Ukuran layarnya hanya 3.27 inci dengan resolusi HVGA (320×480) namun memiliki dua unit di bagian luar dan dalam. RAMnya pula sebesar 1GB dengan memori internal hanya 8GB. Kamera utamanya pula resolusi maksimum 5 Megapiksel.
Spesifikasi ini adalah tidak resmi, diperkirakan ponsel tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat ataupun kemungkinan sewaktu IFA 2013 yang akan berlangsung bulan depan.
http://gadget.lintas.me/go/contohartikelmu.com/ponsel-lipat-terbaru-samsung-terungkap-dikenal-sebagai-samsung-hennessy
6 Kebiasaan Orang Indonesia yang Ternyata Salah Secara Medis
Ada beberapa kebiasaan masyarakat Indonesia yg udah melekat dari zaman kakek-nenek kita eksis. Beberapa memang ada yg benar. Namun, beberapa ada yg tidak benar secara medis. Berikut disajikan beberapa diantaranya. Silahkan disimak.
Berikut ini adalah kebiasan masyarakat indonesia, namun salah secara medis. Ini diambil daru buku "ILMU KESEHATAN UMUM" karya DR. Dr. Umar zein, DTM, H., Sp.PD., KPTI.
Berikut ini :
Berikut ini :
Spoilerfor 6:
6. MEMAKAI PAKAIAN TEBAL / SELIMUT KETIKA DEMAM
FAKTA : Pakaian tebal/ selimut akan menaikan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (39 derajat atau lebih) pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang. Disarankan untuk mengenakan pakaian tipis meskipun tubuh terasa dingin.
Spoilerfor 5:
5. KALAU DEMAM TIDAK BOLEH MANDI
FAKTA : Dengan mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi, kalau demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres dengan air hangat.
Spoilerfor 4:
4. MANDI MALAM HARI MENYEBABKAN REMATIK
FAKTA : Hal ini tidak benar. Kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah mesdkipun mandi malam hari. Tetapi pada penderita rematik, dianjurkan mandi dengan air hangat.
Spoilerfor 3:
3. PENDERITA CACAR AIR ATAU CAMPAK TIDAK BOLEH MANDI
FAKTA : Hal ini malah bertentangan dengan prinsip medis, dimana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping menggunakan obat.
Spoilerfor 2:
2. ANGIN DUDUK HARUS DIKEROK ATAU DIPIJAT
FAKTA : Apabila menderita angin duduk, jangan dipijat atau dikerok. Kejadian orang yang meninggal ketika dipijat, menunjukkan betapa penangan yang salah dapat berakibat fatal. Hal yang harus dilakukan adalah : Pemberian oksigen dan obat serta tindakan diagnostik khusus. Ini mungkin merupakan gejala awal serangan jantung berat akibat sumbatan darah keseluruh tubuh.
Spoilerfor 1:
1. MASUK ANGIN HARUS DIKEROK
FAKTA : Kerokan ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada dikulit. Tidak mengherankan, jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau "terlupakan".
Sumber
http://www.kaskus.co.id/thread/5174fe3b7c12439b5900000e
Hank Bought a Bus
hankboughtabus.com
Hank Butitta purchased a bus on Craigslist for $3000, and spent an additional $6000 to convert it into a flexible mobile living space.
Hank Butitta purchased a bus on Craigslist for $3000, and spent an additional $6000 to convert it into a flexible mobile living space.
PBS Off/Book | The Art of Portrait Photography
Humans have been creating likenesses of each other for thousands of years, but with the introduction of photography, a new language developed for capturing the human image.
Human Harp
CreatorsProject
Artist Di Mainstone’s Human Harp allows pedestrians to physically ‘play’ a suspension bridge.
Artist Di Mainstone’s Human Harp allows pedestrians to physically ‘play’ a suspension bridge.
Last Night’s Sext
“I would do anything to unsee your penis.” – Siri
Siri wants to wipe her memory after Nick's dick pic.
Ini Dia, Cara Pakai BBM di Android dan iPhone
BlackBerry Messenger
KOMPAS.com — Tanggal peluncuran aplikasi mandiri BlackBerry Messenger (BBM) di Android dan iPhone memang belum diketahui. Namun, tanggal peluncuran itu nampaknya makin dekat karena BlackBerry telah membuat buku panduan memakai BBM versi 1.0 di kedua platform kompetitornya.
Seperti dikutip dari TechCrunch, Jumat (23/8/2013), buku panduan itu menjelaskan secara rinci tentang fungsi aplikasi BBM, bagaimana memulai aplikasi, dan berbagai fiturnya. Bagi pengguna yang sebelumnya pernah memakai BBM, tentu akrab dengan penjelasan tersebut.
Klik tautan berikut untuk mengunduh buku panduan BBM di Android dan BBM di iPhone.
Sebelumnya, CEO BlackBerry Thorsten Heins mengumumkan bahwa aplikasi BBM akan rilis pada musim panas waktu Amerika Serikat dan Kanada. Tetapi, ia tak mengungkap tanggal pasti peluncuran aplikasi BBM di Android dan iPhone.
Awal Agustus lalu, perusahaan telah mempersilakan orang-orang terpilih untuk menjajal aplikasi BBM di Android dan iPhone.
Pada masa kejayaannya, BBM telah mengubah cara seseorang berkomunikasi secara real-time. BBM memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan individu maupun grup. Pengguna dapat mengirim pesan dalam bentuk teks, emoticon, foto, audio, sampai video, termasuk pesan broadcast yang langsung diterima banyak pengguna.
Setiap pengguna BBM akan memilliki PIN dan barcode yang unik. Di profil BBM, mereka dapat mengganti tampilan foto sampai status.
Pada masa mendatang, BlackBerry berjanji mendatangkan fitur-fitur baru BBM untuk Android dan iPhone, termasuk Screen Share, BBM Voice, dan BBM Channel. Dengan ini, BBM akan bersaing dengan aplikasi pesan instan lain, seperti WhatsApp, KakaoTalk, Line, WeChat, Skype, Facebook Messenger, MessageMe, Path, sampai Google Hangouts.
Seperti dikutip dari TechCrunch, Jumat (23/8/2013), buku panduan itu menjelaskan secara rinci tentang fungsi aplikasi BBM, bagaimana memulai aplikasi, dan berbagai fiturnya. Bagi pengguna yang sebelumnya pernah memakai BBM, tentu akrab dengan penjelasan tersebut.
Klik tautan berikut untuk mengunduh buku panduan BBM di Android dan BBM di iPhone.
Sebelumnya, CEO BlackBerry Thorsten Heins mengumumkan bahwa aplikasi BBM akan rilis pada musim panas waktu Amerika Serikat dan Kanada. Tetapi, ia tak mengungkap tanggal pasti peluncuran aplikasi BBM di Android dan iPhone.
Awal Agustus lalu, perusahaan telah mempersilakan orang-orang terpilih untuk menjajal aplikasi BBM di Android dan iPhone.
Pada masa kejayaannya, BBM telah mengubah cara seseorang berkomunikasi secara real-time. BBM memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan individu maupun grup. Pengguna dapat mengirim pesan dalam bentuk teks, emoticon, foto, audio, sampai video, termasuk pesan broadcast yang langsung diterima banyak pengguna.
Setiap pengguna BBM akan memilliki PIN dan barcode yang unik. Di profil BBM, mereka dapat mengganti tampilan foto sampai status.
Pada masa mendatang, BlackBerry berjanji mendatangkan fitur-fitur baru BBM untuk Android dan iPhone, termasuk Screen Share, BBM Voice, dan BBM Channel. Dengan ini, BBM akan bersaing dengan aplikasi pesan instan lain, seperti WhatsApp, KakaoTalk, Line, WeChat, Skype, Facebook Messenger, MessageMe, Path, sampai Google Hangouts.
http://tekno.kompas.com/read/2013/08/23/0856310/Ini.Dia.Cara.Pakai.BBM.di.Android.dan.iPhone
Mark Landis | Philanthropist/Master Forger
The Avant/Garde Diaries
Mark Landis is a philanthropist who for the better part of thirty years donated art to nearly fifty art institutions in over twenty states. The works he gave were copies of little known, nineteenth-century American impressionists that he forged.
Referring to himself strictly as a philanthropist, Landis never profited from this particular compulsion since he always “donated” the works in honor of his deceased parents or a distant relative.
His ruse was also abetted by the unassuming appearance of the man himself – which he habitually refined by dressing as a Jesuit priest. By the mid-2000s, Landis had set up a veritable assembly-line production of forgeries that he created from the comfort of his dim bedroom.
Mark Landis is a philanthropist who for the better part of thirty years donated art to nearly fifty art institutions in over twenty states. The works he gave were copies of little known, nineteenth-century American impressionists that he forged.
Referring to himself strictly as a philanthropist, Landis never profited from this particular compulsion since he always “donated” the works in honor of his deceased parents or a distant relative.
His ruse was also abetted by the unassuming appearance of the man himself – which he habitually refined by dressing as a Jesuit priest. By the mid-2000s, Landis had set up a veritable assembly-line production of forgeries that he created from the comfort of his dim bedroom.
Fountain Pen! Sailor Professional Gear (Matte Black)
Several months ago I wrote a three-part saga that eventually led to the acquisition of the most buttery smooth, awesome-laden writing instrument in my collection: the Sailor Professional Gear (matte black body with silver trim; 21 karat gold, two-tone rhodium plated nib; medium size). The backstory can be found here: Part 1; Part 2; Part 3.
The backstory is nice, but what about the pen itself? First of all, the Japanese are really into the presentation aspects of their products. The pen arrived in a hermetically sealed plastic bag, which was secured within a hinged box (along with a couple of black ink cartridges, an ink converter, and unintelligible instructions written in Japanese).
Note that the hinged box shown in the picture was wrapped in tissue paper and surrounded by a nice cardboard box. It really made for a dramatic unboxing experience, and the tissue paper was effective at wiping away the tears of joy. Seriously; just look at the thing:
The silver colored trim really works with the flat black color of the body. It doesn't look too aristocratic, and it doesn't look cheesy or old-fashioned to my eyes. The thick silver band is inscribed with "Sailor Japan Founded 1911" (it's a subtle detail that is easy to miss). The clip and barrel rings are also silver colored. The body and cap are made of resin, and I like the matte black finish because it reminds me of a rat rod and it does a good job at hiding fingerprints. I'm very happy with my decision to get this finish rather than the standard "gloss" black.
The next picture shows Sailor's standard anchor logo atop the cap. The emblem is gold/brass colored, which goes against the silver trimmed theme of the pen. It's a minor aspect that doesn't really bother me (too much).
Sailor is well known for its nibs, and the reputation is deserving. The bi-colored nib is really nice to look at, and it writes as good as it looks. The gold highlights and design details on the nib are very impressive, too. The nib says "H-M" on it, and I assume that stands for "Hello Mate" or "Happy Monday" (LOL, some experts think it means "Hard Medium"). See for yourself here:
The build quality and fit and finish of this pen are top notch. It is not a very heavy pen (it weighs about 23.3 grams with the cap on and the ink cartridge almost full), yet it feels sturdy and solid in the hand. There is a thin o-ring seal between the body and the nib section to provide a stable seal after filling the converter or replacing the cartridge. There is also some type of compliant seal inside of the cap; I can feel something compressing when I twist the cap onto the body. I assume this keeps the nib from drying out.
The Pro Gear may be a little short for some people to use unposted. Although I usually post the cap, it's totally comfortable and easy to use unposted. Here's a nice picture of the pen uncapped, with absolutely no scale or object for use as a sizing reference. Sorry.
Writing with the Pro Gear is a treat. The nib is noticeably smoother than most if not all of my other fountain pens, the medium size is nearly perfect for me, it always starts right up, and it hasn't skipped or stopped writing on me yet. Maybe I got lucky, but this pen worked perfectly out of the box, and I wouldn't change anything about the nib.
I'll end this post with a writing sample on Rhodia paper. It was written using the black ink cartridge that came with the pen (Sailor's black ink is a nice, deep, and uniform black). I'm currently using the converter (by the way, the converter is pretty handsome too . . . the silver trim on the converter blends well with the silver accents on the pen) filled with Diamine Eclipse ink. The Diamine ink also performs very well with this pen.
I'm glad that my torturous pre-purchase routines and thought processes resulted in a stellar writing instrument and zero buyer's remorse. I can highly recommend this pen without any reservations. Go get one!
The backstory is nice, but what about the pen itself? First of all, the Japanese are really into the presentation aspects of their products. The pen arrived in a hermetically sealed plastic bag, which was secured within a hinged box (along with a couple of black ink cartridges, an ink converter, and unintelligible instructions written in Japanese).
Note that the hinged box shown in the picture was wrapped in tissue paper and surrounded by a nice cardboard box. It really made for a dramatic unboxing experience, and the tissue paper was effective at wiping away the tears of joy. Seriously; just look at the thing:
The silver colored trim really works with the flat black color of the body. It doesn't look too aristocratic, and it doesn't look cheesy or old-fashioned to my eyes. The thick silver band is inscribed with "Sailor Japan Founded 1911" (it's a subtle detail that is easy to miss). The clip and barrel rings are also silver colored. The body and cap are made of resin, and I like the matte black finish because it reminds me of a rat rod and it does a good job at hiding fingerprints. I'm very happy with my decision to get this finish rather than the standard "gloss" black.
The next picture shows Sailor's standard anchor logo atop the cap. The emblem is gold/brass colored, which goes against the silver trimmed theme of the pen. It's a minor aspect that doesn't really bother me (too much).
Sailor is well known for its nibs, and the reputation is deserving. The bi-colored nib is really nice to look at, and it writes as good as it looks. The gold highlights and design details on the nib are very impressive, too. The nib says "H-M" on it, and I assume that stands for "Hello Mate" or "Happy Monday" (LOL, some experts think it means "Hard Medium"). See for yourself here:
The build quality and fit and finish of this pen are top notch. It is not a very heavy pen (it weighs about 23.3 grams with the cap on and the ink cartridge almost full), yet it feels sturdy and solid in the hand. There is a thin o-ring seal between the body and the nib section to provide a stable seal after filling the converter or replacing the cartridge. There is also some type of compliant seal inside of the cap; I can feel something compressing when I twist the cap onto the body. I assume this keeps the nib from drying out.
The Pro Gear may be a little short for some people to use unposted. Although I usually post the cap, it's totally comfortable and easy to use unposted. Here's a nice picture of the pen uncapped, with absolutely no scale or object for use as a sizing reference. Sorry.
Writing with the Pro Gear is a treat. The nib is noticeably smoother than most if not all of my other fountain pens, the medium size is nearly perfect for me, it always starts right up, and it hasn't skipped or stopped writing on me yet. Maybe I got lucky, but this pen worked perfectly out of the box, and I wouldn't change anything about the nib.
I'll end this post with a writing sample on Rhodia paper. It was written using the black ink cartridge that came with the pen (Sailor's black ink is a nice, deep, and uniform black). I'm currently using the converter (by the way, the converter is pretty handsome too . . . the silver trim on the converter blends well with the silver accents on the pen) filled with Diamine Eclipse ink. The Diamine ink also performs very well with this pen.
I'm glad that my torturous pre-purchase routines and thought processes resulted in a stellar writing instrument and zero buyer's remorse. I can highly recommend this pen without any reservations. Go get one!
Carnegie Mellon’s Self-Driving Car
Carnegie Mellon's autonomous car, developed with General Motors, adds special equipment to a normal Cadillac SRX crossover. |
National Public Radio
Engineers at Carnegie Mellon University are developing a car that can actually drive itself. Imagine that commute to work. Raj Rajkumar, a professor of electrical and computer engineering at Carnegie Mellon, predicts that by 2020 the technology needed for driverless cars to travel normal roads will be ready.
Engineers at Carnegie Mellon University are developing a car that can actually drive itself. Imagine that commute to work. Raj Rajkumar, a professor of electrical and computer engineering at Carnegie Mellon, predicts that by 2020 the technology needed for driverless cars to travel normal roads will be ready.
Fewer Teens Getting Drivers Licenses
National Public Radio
Studies show that teenagers are driving less, getting their licenses later, and waiting longer to purchase their first new car. Not having a car or not being able to afford one, has become a lot more common. The negative stigma around not having a car has also seems to have waned.
Studies show that teenagers are driving less, getting their licenses later, and waiting longer to purchase their first new car. Not having a car or not being able to afford one, has become a lot more common. The negative stigma around not having a car has also seems to have waned.
Ken Perenyi | Caveat Emptor
CBS
Ken Perenyi spent a lifetime ripping off art dealers and auction houses, by painting fakes so accurately few could tell the difference between his forgeries and the real thing.
He is self-taught for the most part. And he learned well. His steady hand and his eye for detail are often compared to many of the 19th century masters.
Caveat Emptor: The Secret Life of an American Art Forger
Ken Perenyi spent a lifetime ripping off art dealers and auction houses, by painting fakes so accurately few could tell the difference between his forgeries and the real thing.
He is self-taught for the most part. And he learned well. His steady hand and his eye for detail are often compared to many of the 19th century masters.
Caveat Emptor: The Secret Life of an American Art Forger
China is Replicating Manhattan’s Financial District Including the Twin Towers
The China Chronicle
Wade Shepard
Apparently not content with allowing New Yorkers to remain the sole beneficiaries of their city, a group of enterprising developers and government officials have engaged upon the most extensive and ambitious knock-off in human history: the creation of a Manhattan themed financial district — in China.
The Chinese version of Manhattan’s business district is called Yujiapu, and it is slowly arising out of the heart of BÄ«nhÇŽi New District, which itself is a new area of Tianjin, a provincial level municipality 85 miles from Beijing. In 2008, an ancient fishing village was swept off the face of the earth and a forest of skyscrapers were planted in its place. Scheduled for completion in 2019, Yujiapu isn’t just a copy of Manhattan’s FiDi, but is set to be even larger than the original. At 3.86 sq km in area, it is to become the “largest single financial center on the world.” So not only is this a colossal knock off, it’s a colossal development in its own right.
Wade Shepard
Apparently not content with allowing New Yorkers to remain the sole beneficiaries of their city, a group of enterprising developers and government officials have engaged upon the most extensive and ambitious knock-off in human history: the creation of a Manhattan themed financial district — in China.
The Chinese version of Manhattan’s business district is called Yujiapu, and it is slowly arising out of the heart of BÄ«nhÇŽi New District, which itself is a new area of Tianjin, a provincial level municipality 85 miles from Beijing. In 2008, an ancient fishing village was swept off the face of the earth and a forest of skyscrapers were planted in its place. Scheduled for completion in 2019, Yujiapu isn’t just a copy of Manhattan’s FiDi, but is set to be even larger than the original. At 3.86 sq km in area, it is to become the “largest single financial center on the world.” So not only is this a colossal knock off, it’s a colossal development in its own right.
China Clones Austria Hallstatt Village
China has replicated the Austrian mountain town of Hallstatt, Austria, a UNESCO World Heritage site.
Chinese Museum Closes Because It’s Collection of 40,000 Artefacts Alleged To Be Forgeries
Huffington Post
The Jibaozhai Museum in Jizhou, China closed amid internet ridicule because nearly all its 40,000 artifacts are alleged to be forgeries. One online satirist suggested it should reopen as a museum of fakes.
The museum has 12 vast exhibition halls and cost 60 million yuan (about $9.8 million) to build, opening its doors in 2010. China is currently in the midst of an unprecedented museum boom with nearly 400 new museums opening in 2011 alone, according to government figures. Unfortunately, it’s hard to fill that many museums, and China also has a prolific faking industry.
Some Jizhou residents have accused the museum’s curator, local party chief Wang Zongquan, of misappropriating the funds and covering it up with cheap counterfeits.
“Most of the historic relics are fake, but the real ones are in Wang’s home,” resident Liu Xin-liang told Global Times.
Shao Baoming, the museum’s deputy curator, told Shanghai Daily that half of the artifacts in the museum were real. Even if that was true, the museum would still contain around 20,000 counterfeit items.
For his part, Wang claimed that “even the gods cannot tell whether the exhibits are fake or not.”
The Jibaozhai Museum in Jizhou, China closed amid internet ridicule because nearly all its 40,000 artifacts are alleged to be forgeries. One online satirist suggested it should reopen as a museum of fakes.
The museum has 12 vast exhibition halls and cost 60 million yuan (about $9.8 million) to build, opening its doors in 2010. China is currently in the midst of an unprecedented museum boom with nearly 400 new museums opening in 2011 alone, according to government figures. Unfortunately, it’s hard to fill that many museums, and China also has a prolific faking industry.
Some Jizhou residents have accused the museum’s curator, local party chief Wang Zongquan, of misappropriating the funds and covering it up with cheap counterfeits.
“Most of the historic relics are fake, but the real ones are in Wang’s home,” resident Liu Xin-liang told Global Times.
Shao Baoming, the museum’s deputy curator, told Shanghai Daily that half of the artifacts in the museum were real. Even if that was true, the museum would still contain around 20,000 counterfeit items.
For his part, Wang claimed that “even the gods cannot tell whether the exhibits are fake or not.”
Li Guangnian | Fake Chinese Official
The Washington Post
In a country that has perfected the art of imitation, Li Guangnian was just another copy: a fake official with a fake organization peddling a false promise — of credibility and contacts, according to people who worked with and encountered him.
He had the swagger and the trappings of a senior party cadre, and a natural authority that made him hard to contradict. The walls of his office in the heart of the Chinese capital were adorned with photographs of him next to retired generals and government officials. He drove a top-of-the-range Audi and a Mercedes-Benz, and, in his 50s, had an 18-year-old mistress.
All over China, a country where the bureaucracy fills almost every available space with myriad organizations and where unimaginable sums of money can be made if you just know the right people, growing ranks of swindlers are peddling the ultimate currency — influence with the political elite.
“China has too big a government, with too much power, and everything relies on the government. Those who can, rely on officials; those who can’t, swindle.” ~Zhang Ming, a political science professor at Renmin University
In a country that has perfected the art of imitation, Li Guangnian was just another copy: a fake official with a fake organization peddling a false promise — of credibility and contacts, according to people who worked with and encountered him.
He had the swagger and the trappings of a senior party cadre, and a natural authority that made him hard to contradict. The walls of his office in the heart of the Chinese capital were adorned with photographs of him next to retired generals and government officials. He drove a top-of-the-range Audi and a Mercedes-Benz, and, in his 50s, had an 18-year-old mistress.
All over China, a country where the bureaucracy fills almost every available space with myriad organizations and where unimaginable sums of money can be made if you just know the right people, growing ranks of swindlers are peddling the ultimate currency — influence with the political elite.
But Li was a cut above your average con man, establishing an official-sounding organization in Beijing and then franchising out the use of that name for large sums of money to hustlers or social climbers around the country, according to interviews with those he dealt with. He was undone only when his relationship with his young mistress was exposed on the Internet and the party disowned him.
Qiao Xinsheng, a professor at Zhongnan University of Economics and Law, said that for centuries, China has been an excessively centralized state, where emperors would dispatch envoys to far-flung corners of their lands to exercise their power.
“This provides fertile soil for political swindlers. There is an information asymmetry that they take advantage of to swagger and deceive people,” he said. “Anyone who has a connection with central-government officials, or even their relatives, will encounter no problems with local governments.”
Like a growing number of dishonest officials — or would-be officials — Li was exposed because of his relationship with a young woman.
“It is very difficult for ordinary people to identify swindlers, because officials are estranged from people. The sense of distance between officials and the public is what swindlers live on.” ~Yi Shenghua, a lawyer who met Li in 2011
Qiao Xinsheng, a professor at Zhongnan University of Economics and Law, said that for centuries, China has been an excessively centralized state, where emperors would dispatch envoys to far-flung corners of their lands to exercise their power.
“This provides fertile soil for political swindlers. There is an information asymmetry that they take advantage of to swagger and deceive people,” he said. “Anyone who has a connection with central-government officials, or even their relatives, will encounter no problems with local governments.”
Like a growing number of dishonest officials — or would-be officials — Li was exposed because of his relationship with a young woman.
When photographs were posted on an Internet forum in June showing a shirtless Li on a bed beside the doe-eyed teenager, Internet users thought they had caught another corrupt and creepy cadre. Soon, though, the party disowned him and his organization. Disgraced, Li dropped out of sight, his Web site closed down and his office was shuttered.
Pei-Shen Qian is Now a Famous Artist
Pei-Shen Qian |
The New York Times
Pei-Shen Qian’s paintings hang in an American embassy, a museum and are displayed at international exhibitions. But the artworks do not have his signature.
Mr. Qian, who immigrated to New York four decades ago, is revealed as the painter who created dozens of works modeled after America’s Modernist masters that were sold as their handiwork.
These creations by Mr. Qian are so convincing that they were purchased for millions of dollars although he received only a few thousand dollars for each painting.
Pei-Shen Qian’s neighbors on 95th Street in Woodhaven, Queens, knew he scratched out a living as an artist: he often dried his paintings in the sun, propping them up on the weathered white siding of his modest house.
Pei-Shen Qian’s paintings hang in an American embassy, a museum and are displayed at international exhibitions. But the artworks do not have his signature.
Mr. Qian, who immigrated to New York four decades ago, is revealed as the painter who created dozens of works modeled after America’s Modernist masters that were sold as their handiwork.
These creations by Mr. Qian are so convincing that they were purchased for millions of dollars although he received only a few thousand dollars for each painting.
Pei-Shen Qian’s neighbors on 95th Street in Woodhaven, Queens, knew he scratched out a living as an artist: he often dried his paintings in the sun, propping them up on the weathered white siding of his modest house.
Pei-Shen Qian lived and worked in this house on 95th Street in Woodhaven, Queens. Photo: Robert Stolarik for NYTimes |
Over a period of 15 years, court papers claim, the painter, working out of his home studio and garage, churned out at least 63 drawings and paintings that carried the signatures of artistic giants like Jackson Pollock, Barnett Newman, Robert Motherwell and Richard Diebenkorn.
Long before Mr. Qian settled in Queens, he worked as an artist. He grew up in the island city of Zhoushan and in Shanghai, according to a 2004 interview with a Chinese television station. In 1981, Mr. Qian came to New York, where he and his friend Mr. Zhang took art classes together at the Art Students League on West 57th Street. Continue reading at The New York Times.
Long before Mr. Qian settled in Queens, he worked as an artist. He grew up in the island city of Zhoushan and in Shanghai, according to a 2004 interview with a Chinese television station. In 1981, Mr. Qian came to New York, where he and his friend Mr. Zhang took art classes together at the Art Students League on West 57th Street. Continue reading at The New York Times.
Subscribe to:
Posts (Atom)